Sunday, October 8, 2017

UPACARA ADAT BAKAR BATU SALAH SATU MAGNET PARIWISATA PAPUA



Saya yakin masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang kebudayaan-kebudayaan Indonesia, salah satunya adalah kebudayaan dari daerah asal saya yaitu Papua. Di Papua sendiri sangat banyak kebudayaan-kebudayaan yang belum terexpose. Salah satunya adalah upacara adat bakar batu Papua. Di artikel kali ini saya akan menjabarkan tentang kebudayaan yang satu ini, yaitu UPACARA ADAT BAKAR BATU. Setelah membaca artikel yang satu ini pasti wawasan kalian mengenai kebudayaan Indonesia terutama Papua akan bertambah satu lagi. Oke tanpa basabasi kita langsung mulai saja dari pengertian dan fungsinya terlebih dahulu ya teman-teman.
Upacara Adat Bakar Batu

UPACARA ADAT BAKAR BATU

Upacara adat bakar batu merupakan salah satu keunikan dari pulau Papua. Pada dasarnya bakar batu adalah proses memasak makanan menggunakan batu yang telah di panaskan terlebih dahulu dengan cara di bakar lalu kemudian di gunakan untuk memasak. Di daerah asalnya sendiri yaitu Papua, bakar batu memiliki berbagai macam fungsi seperti :

1.     Ungkapan rasa syukur


Bakar batu berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Papua akan apa yang telah di berikan oleh Tuhan seperti, menyambut kebahagian atas kelahiran, penyambutan tamu-tamu penting,dan juga peresmian rumah.

2.    Mencari jodoh


Tidak sedikit masyarakat asli Papua yang mendapatkan jodohnya dari acara bakar batu ini karena pada acara bakar batu seluruh kalangan masyarakat di kampung bergabung menjadi satu, bekerja sama menjalankan upacara adat hingga selesai baik itu laki-laki maupun perempuan. Nah dari sinilah akhirnya mereka bisa saling mengenal satu sama lain hingga akhirnya menjadi jodoh. Hehehe unikya teman-teman.

3.     Peperangan


Seperti yang saya jelaskan di atas pada acara ini semua kalangan masyarakat berkumpul dan dari sinilah mereka merencanakan peperangan. Namun untuk fungsi yang satu ini hanya di gunakan pada jaman dahulu saja saat ini sudah tidak ada peperangan-peperangan lagi seperti yang teman-teman fikrkan di benak kalian.

4.     Penyambutan.


Dan fungsi yang terakhir ini sering sekali kita jumpai di Papua. Biasnya ketika ada acara besar dan di datangi gubernur atau bupati mereka akan melakukan upacara adat ini dengan maksud sebagai penyambutan kedatangan beliau.

Penyambutan Presiden RI


Uapacara adat bakar batu ini memiliki banyak nama sebutan walaupun sama-sama dari Papua tetapi beda tempatnya berbeda pula namanya. Contoh seperti di Wamena masyarakatnya menyebut bakar batu  dengan nama Kit Oba Isogoa, di daerah Biak, mereka menyebutnya Barapen, dan di di Paniai masyarakatnya menyebut bakar batu dengan Gapia. Namun dari ketiga nama ini yang paling di kenal oleh khalayak umum adalah nama yang berasal dari daerah Biak yaitu Barapen.
Seperti upacara adat pada umumnya upacara bakar batu juga memiliki beberapa tahapan penting yang harus di lakukan, seperti:

1.     pemanggilan masyarakat kampung

pemanggian masyarakat kampung di lakukan olah seorang lelaki dewasa dengan mengikatkan tali ikat kepala adat kebesaranya. Lelaki ini berlari-ari kecil menghampiri setiap honai atau rumah adat papua dengan berteriak menggunakan bahasa mereka, lalu kemudian pemilik rumah satu persatu keluar dari honai mereka untuk memenuhi panggilan si lelaki tersebut. Para lelaki yang telah keluar dari honai mereka lalu bersiap untuk berburu dan para wanitanya bersiap mencari bahan-bahan barapen yang berupa kayu bakar, alang-alang, ubi-ubian, buah merah dan juga batu yang di siapkan untuk memasak bahan-bahan tadi.

2.     Proses pemanahan babi.

Setelah proses berburu dan persiapan di lakukan selanjutnya adalah proses pemanahan babi hasil berburu yang di dapatkan oleh para lelaki yang berburu tadi. Proses pemanahan ini dilakukan oleh kepala suku di desa tersebut. Nah disinilah penentuan upacara adat ini berhasil atau tidak di laksanakan. Jika kepala suku bisa membunuh babi tersebut dengan sekali panahan berarti upacara itu bisa di katakana berhasil atau sukses, namun jika sekali panah dan babi tidak mati berarti upacara adat tersebut dianggap tidak sukses.
Sembari proses pemanahan babi ini sebagian orang melakukan pembakaran batu dengan kayu-kayu yang telah disiapkan tadi hingga semua kayu bakar habis dan batu benar-benar panas.

3.     Proses pemasakan semua bahan.

Nah inilah acara inti dari kegiatan tersebut, yaitu barapen atau pemasakan bahan-bahan tadi dengan menggunakan batu yang benar-benar panas. Keunikanya terletak disini ketika para lelaki membuat sebuah lubang di dalam tanah kira-kira dalamnya 0,5-1 meter tergantung banyaknya bahan yang akan di masak pada acara tersebut. Dengan susunan di mulai dari paling bawah lubang yaitu batu yang di atasnya di beri daun pisang, kemudian ubi-ubian, setelah itu batu lagi, lalu kemudian daging dan sayur-sayuran termasuk buah merah, kemudian yang terahir batu lagi lalu ditutup dengan dedaunan dan alang-alang agar panasnya tidak keluar. Nah dari susunan inilah yang membuat semua bahan-bahan bisa matang dengan merata. Proses pemasakan ini di lakukan kurang lebih 60-90 menit hingga semua bahan bisa matang dengan sempurna.

4.     Proses pembagian dan makan-makan

 Dan acara yang di tunggu-tunggupun datang yaitu makan bersama. Setelah semua masakan tadi matang, para mama-mama papua dengan cekatan memotong-motong daging dan membagikan semua hasil bakaran tadi kepada semua masyarakat yang hadir. Ada keunikan tersendiri saat proses pembagian makanan di sini yaitu pada alat untuk membawa makanannya. Bukan menggunakan piring, nampan atau sejenisnya namun menggunakan noken asli buatan masyarakat papua itu sendiri.
·        Baca juga artikel tentang noken Papua.
Setelah pembagian selesai barulah semua orang boleh memakan makannan yang telah di bagikan. Saat inilah semua masyarakat duduk menikmati hidangan hasil barapen dengan di temani tarian-tarian adat yang di iringi lagu dan alat musik suku mereka. Emm begitu nikmat masakan barapen ini. Walaupun tanpa bumbu perasa hidangan ini akan terasa nikmat karena di nikmati secara bersama-sama. Bagaimana teman-teman unikkan kebudayaan Papua yang satu ini. Masih banyak lagi loh keunikan-keunikan lainya yang berasal dari negeri paling timur Indonesia yang belum kalian ketahui ini. Jadi terus pantengin artikel-artikel saya yang selanjutnya ya suapaya nambah pengetahuan kalian tentang Papua dan Papua barat. Oke teman-teman trimakasih sudah baca artiel ini sampai selesai, cukup sampai disini dulu ya teman-teman See you in the next article.



Bagaimana teman-teman unikkan kebudayaan Papua yang satu ini. Masih banyak lagi loh keunikan-keunikan lainya yang berasal dari negeri paling timur Indonesia yang belum kalian ketahui ini. Jadi terus pantengin artikel-artikel saya yang selanjutnya ya suapaya nambah pengetahuan kalian tentang Papua dan Papua barat. Oke teman-teman trimakasih sudah baca artiel ini sampai selesai, cukup sampai disini dulu ya teman-teman sampai bertemu di artikel berikutnya.

Tuesday, October 3, 2017

SI MERAH DENGAN BERIBU MANFAAT DARI TIMUR NUSANTARA



Pandanus Conoideus  atau yang banyak dikenal oleh masyarakat umum dengan sebutan buah merah ini adalah salah satu flora endemik dari Papua. Buah yang nama latinnya adalah Pandanus Conoideus ini termasuk dalam keluarga pandan-pandanan dengan pohon yang menyerupai pandan namun memiliki tinggi mencapai 16 meter. Batang pohon ini bercabang kurang lebih 4 cabang di setiap satu pokok dan di batangnya ini terdapat duri yang cukup tajam jika terkena kulit. Pohon buah merah ini di perkokoh oleh akar-akar tunjang di bagian bawahnya, inilah yang menyebapkan phon yang satu ini dapat berdiri tegak walau di hempas angn yang begitu kuat.



Alasan mengapa pohon ini di beri nama pohon buah merah adalah karena diambil dari warna buahnya. Ketika pohon ini berbuah dan telah masak buahnya akan berwarna merah tua dengan bentuk lonjong. Panjang buah merah mencapai  50 cm bahkan jika beruntung mendapat ukuran yang besar panjangnya bisa mencapai 1 meter, dengan bobot rata-rata mencapai  3-4 kg perbuahnya.


Di daerah asalnya yaitu Papua tepatnya di kabupaten Wamena buah merah ini biasanya di sajikan untuk hidangan pada pesta-pesta adat dan salah satunya adalah pesta bakar batu. “ Bakar Batu” Unik ya namanya pesta bakar batu namun kali ini saya tidak akan membahas tentang bakar batu, mungkin di artikel selanjutnya akan saya bahas teman-teman hehe. Oke next. Disini buah tersebut sebelum di konsumsi di olah terlebih dahulu dengan cara di panaskan menggunakan perantara batu panas yang sebelumnya telah di bakar kurang lebih satu jam hinga layu atau masak dan barulah buah merah ini siap di konsumsi. Soal rasanya untuk yang baru pertama kali merasakan pasti akan kaget dengan rasa pahit-pahit sepatnya . Namun tenang teman-teman setelah mengetahui khasiatnya pasti rasa pahit tersebut akan hilang dengan seketika hehehe.  Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang buah ini ternyata banyak khasiat yang di dapatkan salah satunya untuk kesehatan tubuh manusia. seperti:

1.      Sebagai Senjata Pembunuh Kanker
2.      Meningkatkan stamina bagi para lelaki
3.      Meningkatkan stamina bagi para lelaki
4.      Mencegah Penyakit Tulang Seperti Osteoporosis
5.      Baik untuk mata
6.      Mengobati asam urat
7.      Mengobati penyakit diabetes melitus

Bagaimmana banyak bukan kahasiat dari bauh merah ini. Untuk di daerah asalnya sendiri cara mendapatkanya angatlah mudah karena masih terdapat banyak pohon buah merah yang tumbuh liar di hutan-hutan papua tetapi pasti teman-teman bertanya-tanya dalam hati.
“iya itu di papua masih banyak pohon-pohon buah merah disana’ lalu bagimana dengan kita yang berada di luar papua ?” iyakan teman-teman ?
Tidak usah khawatir, jika teman-teman memang berminat mengkonsumsi buah yang satu ini teman-teman bisa mendapatkan olahan buah ini berupa kapsul dan sirup sari buah merah yang telah di kemas rapi dan dijual  di toko-toko obat herbali detempat kalian masing masing-masing. Oke segitu saja penjelasan dan manfaat dari buah merah yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat teman-teman. See you in the next article.

Sunday, October 1, 2017

MATOA Anggur hutan dengan rasa Nano-Nano dari Papua Barat





Matoa adalah tanaman khas dari Papua yang menjadi salah satu flora identitas dari provinsi papua Barat. Tumbuhan yang satu ini biasanuya dapat tumbuh cukup tinggi kira-kira mencapai 50m dan memiliki batang yang keras. Tumbuhan ini memilik akar Papan tingginya mencapai 5 m, dengan daun majemuk berseling, bersirip genap, dan tangkai daunnya memiliki panjang ± 1 m. Buah dari tanaman yang nama latinya adalah Pometia pinnata ini  bebentuk sedikit lonjong seperti buah anggur hijau dan memiliki kulit sama seperti cangkang telur puyuh. Di Papua sendiri ada dua macam jenis matoa yang di bedakan berdasarkan warna buahnya. Ada yang berwarna coklat kehitaman jika telah masak dan ada juga ada yang berwarna hijau seperti anggur ketika telah matang. Sebenarnya dari kedua jenis matoa ini tidak banyak bedanya yang paling menonjol adalah warna buahnya ketika masak. Untuk bentuk batang, daun, akar, dan juga rasanya menurut saya tidak ada perbedaan yang begitu  mencolok.

Buah matoa memiliki 2 lapisan kulit pembungkus hingga sampai pada dagingnya. Yang pertama yaitu kulit seperti cangkang telur dan yang kedua adalah kulit ari putih seperti pada buah rambutan. Nah setelah mebuka kedua lapisan ini barulah kita menemukan daging buah yang bisa dimakan. Rasa buah yang satu ini bisa dibilang manis-manis gimana gitu, ramailah pokoknya hehehe. Tapi memang benar rasa buah ini bisa di bilang ramai dan unik. Kenapa saya bilang ramai karena rasanya itu antara buah leci dan buah rambutan. Tetapi ada juga yang mengibaratkan rasanya itu seperti buah kelengkeng namun beraromakan durian. Singkatnya buah ini sangat enak dan juga bisa menjadi pengganti buah-buah yang sudah biasa kalian konsumsi setiap hari.

Untuk mengembangkan tanaman yang satu ini cukuplah mudah, bisa menggunakan cara tanam biji atupun dengan cara cangkok. Semua cara ini akan mendapatkan hasil yang sama tidak akan merubah rasa dari buahnya. Namun saran saya lebih baik jika kalian ingin mengembangkan tanaman yang satu ini lebih baik dengan cara mencangkoknya. Alasanya adalah dengan cara ini pohon matoa akan cepat tumbuh dan ketinggian pohonyapun akan berbeda jauh dengan aslinya di daerah asalnya. Matoa biasanya dapat tumbuh subur dan mudah berkembang pada daerah yang cukup sejuk, kurang lebih pada ketinggian 900-1800mdpl. Namun tumbuhan yang satu ini biasa juga tumbuh di tempat yang panas tetapi seperti yang saya bilang diatas pasti pertumbuhanya akan berbeda dengan yang di tanam didaerah yang sejuk.


Selain di Indonesia buah matoa ini terdapat di Negara tetangga yang memiliki iklim tropis sama Indonesia sepert ini Papua New Guinea, Malaysia, dan juga Australia. Dinegara aslinya maupun di Negara tetangga tumbuhan yang satu ini biasanya tumbuh secara liar di hutan-hutan yang masih asri. Di Indonesia tepatnya di luar prov. Papua mungkin hanya sebagian orang yang tahu kalau buahnya matoa ini bisa di konsumsi.
“Contoh saja di pulau jawa, pengalaman saya waktu masih menempuh kuliah disana terdapat pohon matoa di pinggir jalan dengan buah yang cukup lebat. Ketika saya bertanya dengan masyarakat sekitar situ mereka tidak mengetahui jika ternyata buah dari pohon yang satu ini dapat di konsumsi dan memiliki rasa yang unik. Setelah saya jelaskan dan saya meminta mereka mencobanya ternyata mereka menyukai buah yang satu ini dan malah meminta tambah lagi hehehe menurut mereka rasa buah ini eanak dan ramai, inilah alasan mereka ingin makan buah ini terus menerus”.
Buah matoa memiliki bermacam-macam nama, berbeda tempatnya berbeada pula dengan namanya, seperti di Papua New Guinea buauh ini deikenal dengan sebutan buah taun, di Negara asalnya saja terdapat banyak nama dari buah yang satu ini antara lain seperti : ganggo, jagir, jampania, kasai, kase, kungkil, lamusi, lanteneng, lengsar, mutoa, pakam, sapen, tawan, tawang dan wusel.

Pohon matoa bukan hanya di manfaatkan buahnya saja namun batang dari pohon ini juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan mebel seperti papan, kayu balok dan juga sebagai kayu bakar. Tekstur kayu matoa ini cukup keras dan juga tahan lama. Inilah sebabnya olahan dari kayu yang satu ini banyak digemari orang-orang. Jadi bagimana teman-teman tertarik dengan buah yang satu ini ?. tenang saja jika kalian berminat mencoba buah yang satu ini di daerah jogjakarta biasanya terdapat penjual-penjual buah yang menjual buah ini. Tetapi jangan kaget ya teman-teman kalau harganya lumayan tinggi  sekitar 45-50 ribu per kilonya. Tetapi saya yakin kalian tidak akan menyesal membeli buah ini karna semua akan terbayar dengan rasanya yang begitu nikmat.















Wednesday, September 27, 2017

NOKEN TAS TRADISIONAL ASLI DARI NEGERI CENDRAWASIH "PAPUA"

NOKEN Tas Tradisional Asli dari Negri Cendrawasih "PAPUA"


Noken. Noken adalah tas tradisional dengan satu tali dari pulau paling timur Indonesia yaitu Irian Jaya atau yang sekarang di sebut Papua. Tas ini terbuat dari bahankan serat pohon yang dipital menjadi benang lalu kemudian dibuat dengan cara di rajut. Bentuk dari tas noken ini hanya satu macam yaitu berbentuk persegi panjang namun ukuranya yang berbeda-beda ada yang paling kecil sebesar hp dan yang paling besar yaitu sampai seperti tas keranjang.

Dipapua sendiri noken biasanya digunakan oleh mama-mama aslin papua untuk membawa hasil perkebunan seperti umbi-umbian (sinkong,betatas,dan keladi),sayur-sayuran, dan juga barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Ada dua keunikan dari tas yang satu ini yaiaitu:

      1.      Cara menggunakan atau membawanya

Tidak sama seperti tas dengan satu tali pada umumnya yang di babawa dengan posisi tali di pundak, tas noken ini dibawa dengan posisi tali di gantungkan dikepala. Bagimana teman unikkan tas yang satu ini.

      2.      Bahan pembuatanya

Noken dibuat dengan bahan alami yaitu dari serat pohon yang telah di olah lalu di pintal menjadi sebuah benang. Nah benang inilah yang lalu kemudian dirajut oleh mama-mama papua hingga menjadi sebuah tas tradisional yang bernama NOKEN.

Karena keunikannya ini pada tanggal 4 Desember 2012 tas tradisional ini di daftarkan ke UNESCO sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia. pengakuan dari unesco ini akan mendorong upaya perlindungan dan perkembangan warisan budaya yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Papua baik itu provinsi Papua maupun Papua Barat.

Seiring brjalanya waktu di papua penggunaan noken sudah tidak lagi hanya untuk mengangkut hasil-hasil pertanian. Banyak masyarakat papua terutama remajanya yang memodifikasi fungsi dan bahan pembuatannya, namun tidak menghilangkan cirri khas dari noken tersebut. Contohnya saja di kab. Manokwari prov. Papua Barat, disini sebagian noken sudah dibuat dengan bahan benang sol sepatu yang memiliki berbagai macam warna dan hasilnya terciptalah noken dengan berbagai pilihan warna. Selain bahan, fungsinya juga sedikit di kembangkan, yang awalnya hanya khusus untuk mengangkat hasil perkebunan namun sekarang noken ini sudah digunakan untuk pengganti tas-tas trendi zaman sekarang. Dari hasil surve yang saya lakukan mayoritas masyarakat papua baik itu papua asli maupun pendatang yang mayoritas mahasiswa, mereka lebih memilih noken di banding tas-tas trendi zaman sekarang dengan alasan noken lebih keren. Inilah beberapa foto para mahasiswa papua menggunakan noken untuk keperluan kuliah mereka :




Bagaimana teman-teman keren bukan, hehehee yang pasti tak kalah dengan tas-tas yang lagi ngetren sekarangkan.

Jadi untuk kalian yang sedang jalan-jalan kepapua jangan lupa sempatkan waktu luang kalian untuk membeli tas tradisional papua yang keren ini ya hehehe. Oke teman cukup sekian dulu artikel ini trimaksih sudah membaca sampai selesai and see you next article.

INILAH MAKANAN KHAS DARI PAPUA “PAPEDA DAN IKAN KUAH KUNING”

INILAH MAKANAN KHAS DARI PAPUA “PAPEDA DAN IKAN KUAH KUNING

Berbicara tentang papua memang tidak ada habisnya, ya banyak keunikan yang terdapat dari pulau yang satu ini mulai dari masyarakat,keindahan alam,makanan khas dan masih banyak keunikan lainya. Salah satunya adalah PAPEDA, papeda adalah makanan khas dari Papua yang terbuat dari tepung sagu murni dan bertekstur lembut seperti lem. Cara mendapatkan Bahan pembuatan makanan khas yang satu ini cukup sulit teman-teman karena melewati banyak proses yang harus dilalalui ,seperti :
            1.      Memotonng pokok atau batang sagu yang sudah tua.
            2.      Penyerutan bagian dalam batang sagu.
            3.      Memeras hasil parutan tepung sagu hingga mengeluarkan sari patinya.
            4.      Pengeringan saripati sagu hingga menjadi tepung.

Setelah semua proses ini selesai di lakukan barulah kita menghasilkan tepung sagu yang siap diolah menjadi makanan khas suku dani yang merndiami lembah belim papua yang salah sataunyaadalah Papeda ini. Sebelum proses pengolahan, biasanya masyarakat papua melakukan penyimpanan tepung sagu ini terlebih dahulu pada alat yang bernama tumang. Tumang ini memang berfungsi sebagai alat penyimpan tepung sagu agar tepung lebih bertahan lama dan bias di gunakan atau di olah kapan saja.
Prosesnya pembuatan papeda makanan khas yang satu ini sebenarnya tidak terlalu sulit teman-teman. Mula-mula tepung sagu yang sudah jadi tadi diaduk didalam wadah yang cukub besar seperti baskom dengan mencampurkan air panas yang telah mendidih. Secara bersamaan dengan pencampuran air panas kita harus cepat mengaduk adonan agar tidak menggumpal. Aduk adonan tadi secara terus menerus kurang lebih 5 menit hinga adonan berubah bentuk menyerupai gulali dan inilah tanda papeda siap dimakan. Panganan yang satu ini wajib disajikan bersamaan dengan kawan mainnya yaitu ikan kuah kuning. Mengapa dinamakan ikan kuah kuning ? alasanya simple kok teman-teman dinamakan ikan kuah kuning karena bumbu-bumbu yang diugunakan untuk memasak makanan ini salah satunya adalah kunyit. Inilah kenapa kuah ikan ini berwarna kuning. Pada dasarnya papeda ini adalah pengganti nasi teman-teman dan papedanya sendiripun tidak memiliki rasa sama sekali alias hambar. Kuah dari kawan mainya “ikan kuah kuning” inilah yang member perasa enak dan gurih pada santapan papeda.

Cara mengambil papeda tebilang cukuplah unik teman-teman, tidak seperti pada makanan Indonesia yang menggunakan sendok tetapi cara mengambil makannan yang satu ini adalah dengan menggunakan sepasang sumpit “Wow sudah seperti di cina-cina saja ya teman-teman menggunakan sumpit hehehee”. Alasan menggunakan sumpit adalah karena papeda ini bersifat lengket dan tidak bias di ambil menggunakan sendok oleh sebab itu digantilah menggunakan sumpit. Tetapi cara memegang sumpitnya berbeda seperti biasanya, biasanya sumpit dipegang disatu tangan namun untuk yang satu ini sumpit dipegang menggunakan dua tangan. Fungsinya adalah untuk menggulung adonan papeda lalu memindahkannya ke piring yang sudah di siapkan. Setelah papeda di pisahkan kedalam piring selanjutnya adalah menyiramkan kuah kuning di atas papeda tersebut dan melewati banyak proses yang panjang sekaranglah saat yang paling ditunggu yaitu menyantapnya hehehe. Bagi masyarakat papua asli menyantap kudapan yang satu ini sama halnya dengan menyantap bubur ayam. tinggal sruput langsung masuk perut. Namun untuk teman-teman yang baru pertama ingin mencoba makanan yang satu ini saya sarankan lebih baik sedikit demi sedikit agar perut kalian tidak kaget dengan menu yang satu ini.


Didaerah asalnya makanan khas Indonesia timur ini terbuat dari tepung sagu asli namun jika teman-teman ining mencobanya di rumah tetapi tidak ada tepung sagu asli kalian bias menggantinya dengan tepung tapioca Karena hasilnya tidak terlalu jauh berbea dengan aslinya.Kudapan yang satu ini bias menjadi rekomendasi pilihan jika teman-teman sudah bosan dengan makanan seprti soto ayam, soto daging, kari dan sebagainya. Yaa itung-itung kita makan sekalian melestarikan wisata kuliner bangsa Indonesia. Selamat mencoba dan menikmati teman-teman.